Brucellosis Penyebab Keguguran Pada Hewan

Penyakit Brucellosis merupakan suatu penyakit yang menyebabkan keguguran atau keluron yang menular, disebabkan oleh bakteri Brucella spp., ditandai dengan adanya abortus pada stadium akhir kebuntingan, dapat terjadi pada sapi, kerbau, kambing, domba, anjing dan babi. Pada sapi dan kerbau penyebabnya adalah Brucella abortus, pada ternak kambing disebabkan oleh Brucella melitensis, pada domba disebabkan oleh Brucella ovis, pada babi disebabkan oleh Brucella suis dan pada anjing disebabkan oleh Brucella canis.
gambar anak kambing 
Gejala Klinis
Umumnya gejala klinis pada hewan penderita tidak terlalu nampak, tidak memperlihatkan suatu gejala klinis tertentu dan hal inilah yang paling membahayakan karena kita tidak tahu apakah sapi, kerbau, anjing, domba, kambing, babi terinfeksi Brucella atau tidak, tanpa adanya pemeriksaan secara laboratorium. Pada saat setelah terjadinya keguguran kadang-kadang keluar leleran/mukus dari kelamin betina. Persendian lutut (hygroma) kadang-kadang bengkak. Keguguran pada penderita terjadi pada umur kebuntingan diatas 4 bulan, setelah mengalami keguguran pada kebuntingan yang pertama, kebuntingan selanjutnya dapat berjalan normal, atau penderita (induknya) dapat menjadi infertil. Sedangkan pada pejantan yang terinfeksi Brucella menunjukan orchitis dan kemajiran.

Patologi Anatomi
Perubahan patologi anatomi pada penyakit Brucellosis adalah :
  • Pada hewan betina, perubahan yang mencolok adalah placentitis. Kotiledon mengalami nekrosa, ditutupi eksudat berfibrin dan bernanah.
  • Pada hewan jantan sering mengalami epididimitis dan orchitis nekrotik purulen.
  • Janin mengalami edema dibawah kulit dan jaringan intermuskuler.
  • Anak sapi yang diabortuskan oleh eksudat bernanah dan tali pusarnya tebal karena edema dan radang.
Penyakit ini merupakan penyakit berbahaya karena dapat menular kemanusia (disebut undulant fever) dengan gejala klinis berupa demam yang berselang-seling. Umumnya manusia tertular karena pekerjaannya, misalnya pekerja laboratorium, pekerja pada rumah pemotongan hewan, pemerah susu, dokter hewan, petugas inseminator dan lain-lain.
Penularan terjadi secara kontak melalui bahan yang tercemar oleh kuman Brucella. Pada hewan, penularan penyakit biasanya terjadi secara per oral yaitu melalui makanan yang terkontaminasi oleh kuman Brucella. Sumber kontaminan yang berbahaya adalah placenta serta cairannya atau fetus yang diabortuskan oleh penderita.
Kuman Brucella bisa tahan hidup lama, bisa mencapai 3 bulan ditanah atau rumput yang tidak terkena sinar matahari secara langsung.

Diagnosa Penyakit Brucella
Untuk mendiagnosa penyakit Brucelosis ini didasarkan pada gejala klinis dan uji di laboratorium. Diagnosa berdasarkan gejala klinis yaitu adanya abortus dan hygroma pada persendian lutut dan data epidemiologi. Di laboratorium, dengan melakukan uji serologis, yaitu Rose Bengal Plate Test (RBPT, sebagai uji skrining). Sera yang bereaksi positif pada RBPT kemudian dilanjutkan dengan uji Serum Aglutinasi Test (SAT), Complement Fixation Test (CFT) atau Enzyme-linked Immuno Sorbent Assay (ELISA). Pada sapi perah sering mengunakan uji Milk Ring Test yaitu memeriksa air susu. Hewan yang bereaksi positif pada uji-uji serologis diatas disebut reaktor brucellosis. Sedangkan isolasi kuman penyebab dapat diperoleh dari leleran yang keluar dari kelamin betina, fetus yang diabortus, cairan dari persendian yang mengalami peradangan dan limfoglandula.

Diagnosa Banding Penyakit Brucellosis
Penyakit yang hampir mirip dengan penyakit brucellosis adalah penyakit toxoplasmosis, leptospirosis, trichomoniasis.

Pengobatan Penyakit Brucelosis atau Keguguran/Keluron 
Penyakit ini sangat sulit diobati, tetapi dapat diberikan antibiotik atau preparat sulfa yang sesuai dibawah pengawasan dokter hewan.

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Brucellosis
Untuk mengendalikan brucellosis pada sapi, kerbau, domba, kambing dan babi yang paling penting adalah mengawasi lalulintas ternak keluar dari daerah tercemar. Cegah pemasukan ternak kerier ke suatu peternakan yang bebas dari brucellosis. Didaerah endemis dengan prevalensi reaktor diatas 2 % dapat dilakukan vaksinasi, misalnya dengan vaksin hidup strain 19 (S19). Sedangkan untuk daerah dengan prevalensi reaktor di bawah 2 % dapat digunakan metode "test and slaughter" yaitu dengan melakukan uji serologis, dan setiap hewan yang bereaksi positif (reaktor) dipotong paksa.
Demikian sekilas tentang penyakit keguguran pada anjing, sapi, kerbau, kambing dan domba serta babi yang disebabkan oleh brucella spp., semoga bermanfaat.

Comments

Popular posts from this blog

RESEP BAKMI ALA BAKMI GAJAHMADA (GM)

Cara Mengcopy Aplikasi Android

Kenapa Sebaiknya Kamu Jangan Nonton Bokep Rame-Rame