Penyakit Coccidiosis Penyebab Berak Darah Pada Hewan

Penyakit Coccidiosis atau mempunyai sinonimnya adalah berak darah dapat terjadi pada ayam, sapi, kambing, anjing, kucing dan hewan lainnya yang disebabkan oleh protozoa Eimeria sp, biasanya ditandai adanya kotoran /diare/ berak berdarah. Pada sapi penyakit coccidiosis disebabkan oleh E.bovis, E.Zurni, E. ellipsoidalis dan E. auburnensis.
gambar anak kucing persia
Siklus hidup parasit coccidia (Eimeria) ini berawal dari keluarnya ookiste bersama tinja, kemudian terjadi sporulasi dalam waktu 1-2 hari (tergantung spesies) dan suhu sekitar. Oosit yang telah mengalami sporulasi kemudian termakan oleh hewan, selanjutnya ookiste akan pecah dan terbentuklah sporozoit yang menyerang mukosa dan epitel usus. Sporozoit akan berkembang menjadi schizont, makrogametosit dan mikrogametosit, makrogamet dan mikrogamet kawin akhirnya terbentuklah zygote/ ookiste. Penularan dapat terjadi pada hewan karena tercemarnya makanan, minuman hewan/ternak oleh ookiste. Pada hewan besar bertindak sebagai hewan karier, sedangkan hewan muda, umur dibawah 6 bulan sangat peka terhadap penyakit ini.
Gejala klinis penyakit berak darah coccidiosis bervariasi, tergantung pada umur yang terserang dan spesies Eimeria sp., pada infeksi ringan ditandai oleh adanya diare ringan yang berlangsung sekitar 5-7 hari, pada infeksi berat tinja sering terlihat bercampur darah dan lendir, hewan penderita akan mengalami depresi, nafsu makan menurun sampai hilang, berat badan menurun, dehidarasi, daerah sekitar anus menjadi kotor oleh adanya tinja, dan kematian dapat terjadi selama periode akut atau kerena infeksi sekunder (pneumonia).
Perubahan patologi anatomi yang terjadi adalah adanya kongesti pada saluran pencernaan yang diikuti enteritis hemoragika dan nekrosis, adanya penebalan mukosa sekum, kolon, rektum dan ileum, pada kasus berat dan hebat dapat terjadi ulserasi/ keropeng dan pengelupasan mukosa, darah segar atau tinja bercampur darah sering ditemukan pada lumen usus besar, karkas tampak anemik.
Ada beberapa penyakit yang mampu menimbulkan diare berdarah seperti salmonelosis, Johne's disease, defisiensi Cu, osteortagiosis dan keracunan arsen. Penyakit-penyakit tersebut merupakan diagnosa banding. Dan untuk peneguhan diagnosa maka diperlukan identifikasi secara mikroskopis dengan melihat adanya ookiste dari mukosa usus melalui tinja yang dikeluarkan oleh hewan penderita berak darah tersebut.
Pengobatan penyakit berak/ diare darah berdarah karena coccidiosis dapat diobati dengan preparat furazolidone, pyrimethamin, sulfonamide (sulfa grup). Sedangkan untuk pencegahan yang harus dilakukan oleh peternak adalah menjaga sanitasi kandang dan lingkungan, penderita coccidiosis harus diisolasi dan segera diobati agar tidak menyebarkan penyakit ke hewan lain, dan hindari mengkandangkan/mengembalakan hewan secara bersama-sama antara hewan muda dengan hewan dewasa.
Untuk membawa material sebagai bahan uji laboratorium, yang harus dibawa untuk pemeriksaan ookiste adalah tinja yang diawetkan dalam formalin 10 %. Sedangkan untuk kepentingan identifikasi parasit, tinja yang dikirim harus dalam keadaan segar atau ditaruh dalam potasium bikromat 3 % (dalam waktu sekitar 2-3 hari sejak diambil harus sudah diterima di laboratorium). Bagi hewan yang telah mati, dapat dikirim pula potongan usus yang mengalami perubahan dalam formalin 10 % untuk pemeriksaan histopatologi.
Demikian penyakit berak darah yang disebabkan oleh coccidiosis pada sapi, kambing, kucing, anjing, kelinci, ayam, babi dan hewan lainnya, semoga bermanfaat.

Comments

Popular posts from this blog

RESEP BAKMI ALA BAKMI GAJAHMADA (GM)

Cara Mengcopy Aplikasi Android

Kenapa Sebaiknya Kamu Jangan Nonton Bokep Rame-Rame