Sindrom Sapi Ambruk (SSA, Downer Cow Syndrome)

Sindrom Sapi Ambruk  (SSA) adalah gangguan fungsional yang bersifat komplek, seringkali ditemukan pada sapi perah dengan kebanyakan diawali gejala milk fever, dan penderita tidak mampu bangun meskipun telah dilakukan pengobatan konvensional untuk milk fever.

Pada pemeriksaan pasca mati ditemukan lesi traumatik  pada jaringan lunak dan syaraf, nekrosis yang bersifat ischemik dari otot anggota gerak, miokarditis serta degenerasi hati dengan infiltrasi lemak.

Secara pasti penyebab SSA belum diketahui secara pasti dan kebanyakan merupakan komplikasi dari milk fever. Biasanya sapi penderita mengalami lesi otot paha sebelah medial, jaringan lemak sekitar sendi panggul dan otot-otot obturator. Kerusakan jaringan tersebut mungkin terjadi pada saat sapi melahirkan dengan kaki belakan terlalu meregang lebar atau tergelincir/ terpeleset karena lantai kandang yang licin.
Sapi yang distokia dapat mengalami kepayahan selama dan setelah melahirkan, hingga sapi tidak mampu bangun. Bila sapi demikian menderita hipokalsemia, sapi tersebut tidak akan bangun walaupun kadar kalsium dalam darahnya telah disembuhkan.

Pada dasarnya agak sulit menempatkan sindrom sapi ambruk pada penyakit metabolisme, karena ketidakmampuan sapi penderita untuk bangun terletak adanya gangguan yang mengangkut anggota gerak belakang. 

Adanya kerusakan jaringan oleh tekanan telah diteliti dengan menghubungkan waktu ambruk pada sapi-sapi yang menderita milk fever sebelum pengobatan dengan kalsium. Pada saat sapi dikatrol, kaki depan masih bisa menapak pada lantai sedangkan kaki belakang yang tertindih tidak bisa menapak pada lantai. Hal ini terbukti bahwa hanya kaki yang tidak tertindih yang masih berfungsi, sendang kaki yang tertindih menjadi kaku dan lurus. Kerusakan jaringan lunak pada kaki yang tertindih sangat mencolok, sedangkan kaki yang tidak tertindih kerusakannya hanya ringan dan mungkin disebabkan oleh trauma akibat berbaring secara terus menerus.

Sindrom sapi ambruk dapat dibedakan kedalam 3 stadia, yaitu stadium primer, stadium sekunder dan stadium terminal. Pada stadium primer sapi ambruk disebabkan oleh berrbagai faktor selain rusaknya jaringan lunak karena tekanan. Pada stadium sekunder sapi ambruk disebabkan oleh kerusakan jaringan lunak sebagai akibat tekanan yang berlangsung lama. Stadium terminal merupakan kelanjutan stadium primer atau stadium sekunder, yang biasanya berakhir dengan perubahan patologis yang bersifat ireversibel.

Stadium Primer
Penyebab utama Sindrom Sapi Ambruk stadium primer adalah gangguan yang bersifat metabolik tosik dan kelumpuhan sebagai akibat proses kelahiran. Pada sapi perah, Sindrom Sapi Ambruk lebih banyak disebabkan oleh gangguan metabolik maupun tosik, sedangkan pada sapi potong lebih banyak disebabkan karena proses kesulitan kelahiran. Faktor lain yang dapat menyebabkan sapi ambruk adalah fraktur (tulang patah), luksasi, leukosis (enzootic bovine leukosis, EBL) dan kelemahan umum.

Stadium Sekunder
Penyebab sapi ambruk pada satdium sekunder lebih disebabkan karena adanya tekanan, baik dari atas oleh beratnya tubuh dan dari bawah oleh kerasnya lantai. Hal ini akan mengakibatkan berkurangnya darah yang mengalir (ischemia) pada jaringan yang tertindih, dan kemudian akan diikuti oleh kematian jaringan. Jaringan yang mengalami kompresi akan menjadi pucat atau haemoragik, sebagai akibat robeknya pembuluh darah  karena tekanan atau oleh trauma abrasif dalam usaha untuk bangun. Kerusakan jaringan akan menyebabkan lesi pada n. ischiadicus di daerah caudal bagian atas dari femur. Kerusakan saraf yang terjadi dibuktikan dari hasil pemeriksaan pasca mati sapi-sapi percobaan.
 

Comments

Popular posts from this blog

RESEP BAKMI ALA BAKMI GAJAHMADA (GM)

Cara Mengcopy Aplikasi Android

Kenapa Sebaiknya Kamu Jangan Nonton Bokep Rame-Rame