Mengetahui Kucing Terinfeksi Toxoplasma
![]() |
Oocyste Toxoplasma |
Fase sexual merupakan fase perkembangbiakan dari toxoplasma, dimana fase ini hanya terjadi di induk semang atau host yaitu kucing. Didalam tubuh kucing yang terinfeksi toxoplasma, parasit ini berbentuk mikrogamet dan makrogamet. Mikro dan makrogamet ini kemudian membentuk Oocyste. Oocyste inilah yang dikeluarkan melalui tinja atau feses kucing ke lingkungan, di lingkungan oocyste ini kemudian kira-kira 24 jam akan membentuk spora yang biasa juga disebut sporozoite
Kemudian sporozoite ini akan mencemari lingkungan, bisa tanah, pasir, rumput, kursi, lantai dan sebagainya. Manusia atau hewan lain akan terinfeksi oleh toxoplasma jika secara tidak sengaja menelan sporozoite ini. Penularan bisa secara langsung dari feses yang mengandung sporozoite yang tertelan atau bisa juga berasal dari daging yang mengandung cyste. Didalam tubuh manusia atau hewan lain (seperti kambing, sapi, ayam dsbnya), toxoplasma yang berbentuk sporozoite ini menjalani fase asexual. Pada fase asexual ini toxoplasma tidak berkembangbiak, hanya berubah bentuk menjadi tachyzoite, kemudian berubah menjadi bradyzoite dan terakhir berubah lagi menjadi cyste yang hidup didalam jaringan tubuh.
Yang menjadi pertanyaan apakah kucing akan menunjukan gejala sakit bila terinfeksi toxoplasma? jawabannya adalah dalam waktu dekat tidak, namun lama-kelamaan akan menujukkan gejala seperti diare dan kerusakan organ lainnya. Dalam hal ini kucing berfungsi sebagai pabrik perkembangbiakan dari toxoplasma.
Kemudian pertanyaan lain, apakah semua kucing bisa menularkan toxoplasma? jawabannya adalah hanya kucing yang terinfeksi toxoplasma yang bisa menularkan penyakit itu, sedangkan kucing yang bebas dari penyakit toxoplasma tidak menularkan penyakit tersebut.
Apakah daging yang mengandung cyste toxoplasma bisa menular pada manusia yang mengkonsumsi atau memakannya? jawabnya adalah bisa.
Bagaimana cara menghindari dan mencegah dari daging yang terinfeksi cyste toxoplasma? jawabnya adalah hindari daging mentah atau setengah matang, masaklah dengan benar sampai daging tersebut benar-benar matang.
Bagaimana menghindari dan mencegah agar kita tidak tertular toxoplasma ?
- Biasakanlah hidup sehat dengan selalu mencuci tangan dengan bersih dengan mengunakan sabun.
- Jika hendak mengambil kotoran kucing sebaiknya mengunakan sarung tangan.
- Mandikan kucing secara teratur, paling tidak 1 atau 2 minggu sekali.
- Latihlah agar kucing tidak membuang kotoran/feses disembarang tempat, sediakan tempat khusus untuk buang hajatnya.
- Hindari makan makanan yang setengah matang, ini bukan hanya berlaku untuk daging tapi juga untuk sayur-sayuran, terutama sayuran yang diproduksi dipekarangan rumah, dimana biasanya kucing suka buang kotoran ditempat tersebut. Masaklah makanan tersebut sampai matang, karena sporozoite dan cyste dari toxoplasma akan mati dengan adanya pemanasan diatas 70o C.
- Kucing anda juga jangan diberi makanan atau daging yang mentah, karena bisa berpotensi terjadinya penularan toxoplasma juga.
- Periksalah kucing anda ke dokter hewan dan mintalah untuk uji laboratorium terhadap toxoplasma.
Bagaimana kita mengetahui kucing kita terinfeksi toxoplasma? jawabnya adalah
Untuk mengetahui kucing kita menderita toxoplasma adalah uji laboratorium. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu melalui pemeriksaan oocyste toxoplasma yang dikeluarkan oleh feses/kotoran/tinja kucing melalui mikroskop, kemudian bisa juga melalui pemeriksaan uji serologis di laboratorium dengan pemeriksaan Enzime Linked Fluorescent Assay atau bisa juga mengunakan ELISA (Enzyme Linked Immunosobent Assay) yaitu memperhatikan peningkatan Immonuglobuline G dan Immonuglobuline M (IgG dan IgM) pada serum darah kucing. Atau pemeriksaan toxoplasma gondii juga bisa dilakukan dengan mengunakan Bioassay.
Metode pemeriksaan untuk oociste Toxoplasma gondii pada tinja kucing dengan memakai metode konsentrasi pengapungan dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Demikian tentang siklus hidup toxoplasma dan cara mengetahui kucing terinfeksi toxoplasma, semoga dapat bermanfaat. - Ambil 2 gram feses kucing lalu masukkan kedalam gelas beker.
- Tambahkan air aquades dengan konsentrasi kepekatannya kira-kira 10%, lalu diaduk sampai homogen.
- Saring campuran feses atau tinja tersebut dengan saringan teh untuk menghilangkan kotoran yang berukuran besar.
- Masukkan cairan sediaan tersebut kedalam tabung sentrifuge hingga mencapai 3/4 volume tabung.
- Sentrifuge dengan kecepatan 1200 rpm selama 3 menit.
- Setelah selesai disentrifuse, buanglah supernatannya.
- Tambahkan cairan NaCl jenuh sampai 3/4 volume tabung, aduk sampai homogen.
- Kemudian disentrifuse lagi dengan kecepatan 1200 rpm selama 3 menit.
- Setelah selesai disentrifuse, maka letakkan tabung sentrifuge dirak tabung reaksi.
- Tambahkan cairan NaCl jenuh secara perlahan-lahan dengan cara ditetesi menggunakan pipet pasteur hingga permukaan cairan menjadi cembung (penambahan cairan NaCl tidak boleh sampai tumpah).
- Kira-kira tunggu selama 1 – 2 menit, agar ookista Toxoplasma gondii dapat mengapung dipermukaan tabung reaksi tersebut.
- Ambil gelas penutup, kemudian disentuhkan atau tempelkan pada permukaan cairan pengapung, lalu kemudian tempelkan di atas gelas obyek.
- Yang terakhir periksa objek gelas tersebut dibawah mikroskop.
Comments
Post a Comment